Jumat, 30 Juli 2010

Fire_mx

Ino Menenk dan Rizal dua bersaudara asal Abepura, Papua ini termasuk nekat. Dengan hanya modal online di telepon aja mereka berani melakukan suatu proyek yang diyakini bakal bikin heboh kotanya itu. Pembelian unit motor dan transfer biaya modif, juga hanya berdasarkan report yang dikirimkan sang modifikator. Selanjutnya?

"Padahal kami secara langsung tidak kenal dengan Dana. Tapi, melihat eksistensi Dana sebagai seorang modifikator saya positif thinking saja," bilang bro akrab disapa Ino Menenk yang juga diamini Rizal.

Memang yang dipercaya sebagai pencipta impian mereka adalah Dana Prasetya dari GDZH Custom di Jombang, Jawa Timur. Karena hubungan jarak jauh ini, tentu komunikasi harus intens antara mereka. Online menjadi kewajiban setiap hari. Bahkan bisa ngalah-ngalahin orang yang lagi pacaran saling telepon di antara mereka. Online...online....


"Setelah berkali-kali kami ngobrol, akhirnya disepakati bahwa aliran modifikasi yang akan dikerjakan mengacu pada motor gede jenis sport," papar Dana.


Berbagai referensi tentang motor gede diburu. Di modif kali ini modifikator berambut cepak ini berusaha mengaplikasi gaya moge pada MX 135LC yang notabene bergenre bebek. Namun Dana tidak tertarik untuk melakukan proses transexual.


Artinya karena kodratnya bebek, maka harus tetap dengan bentuk wek wek. Kalau style sih boleh-boleh saja meniru moge. Itu yang menjadi prinsipnya. Alasan yang cocok dengan kondisi saat ini. Ingat jika motor berubah tipe, bisa kena tilang lho berdasarkan UU No. 22 2009. Sebab kalau berubah tipe seperti dari bebek ke sport, maka wajib melakukan uji tipe atau laik jalan di departemen perhubungan atau kepolisian. Itu kata undang undang sih.

Seluruh cover bodi bawaan MX sudah tidak lagi terpakai. Kecuali dek tengah masih tetap dipertahankan. Maklum karena ingin mempertahankan bentuk bebek. Sebagai ganti pilih bodywork fiber. Meskipun bukan seorang fiber mania, tapi untuk motor ini dia lebih memilih fiber. Alasannya takut motor menjadi terlalu berat jika pakai pelat.


Proses pembuatan fiber dicetak tipis berupa lembaran. "Lembaran tadi kemudian digunting kecil lantas ditempelkan sedikit demi sedikit hingga membentuk sebuah pola," urainya.


Setelah pola sukses dibentuk, barulah proses pencetakan sebenarnya dilakukan. Desain bodywork karya Dana ini memang tidak spesifik mirip moge tipe tertentu. "Desain ini memang murni kreasi dan imajinasi saya," tambahnya.


Jika diperhatikan secara detail, memang hanya bagian depan yang bisa dikatakan memang sudah berubah menjadi layaknya sebuah moge.


Hal itu karena head lamp sudah berpindah tempat ke dada depan. Tidak tanggung head lamp yang diaplikasi ini mencomot milik Suzuki GSX600 asli


"Selain biar tampang jadi lebih macho, motor terutama MX yang mengaplikasi head lamp GSX-600 juga masih jarang. Makanya, keunikan motor ini memang terletak di sektor depan," sahut pemilik bengkel di Jl. Gubernur Suryo IVB/17, Jombang.


Setelah sesi pemotretan ini, motor langsung segera dikirim ke yang punya di Papua. Tentu, baik Ino Menenk dan Rizal sudah tidak sabar untuk segera membesutnya. Bukti bahwa proyek modif via telepon bisa juga tampil keren. Yang penting saling percaya. Pelajaran nih buat modifikator lain.

DATA MODIFIKASI


Ban depan : Metzeler 120/70-17

Ban belakang : Dunlop 150/60-17

Sok : YSS

Takometer : Koso

GDZH : (0321) 860040




Rabu, 28 Juli 2010

yellow fighter

Secara tampilan, ubahan Yamaha Jupiter MX 135LC yang mengambil tema racing look seperti ini sering sekali nongol. Tapi ini kali ada perbedaan yang mendasar dari karya sebelumnya. Hal itu karena si pemilik berhasil memadukan dengan harmonis desain bodi depan dan belakang. Padahal berasal dari dua modifikator yang tidak saling kenal. Bahkan terpisah jarak yang sangat jauh

"Bodi depan dari Lent Modified di Jawa Timur, sedang belakang dari Big Modification di Jakarta," kata Sobirin

si pemilik motor sekaligus yang memodifikasi ulang. Artinya, benar-benar perpaduan antara timur dan barat.

Tentunya saja Obenx, panggilan akrab Sobirin mempunyai alasan mencampuradukkan karya dua modifikator ternama ini. "Awalnya naksir dengan desain buntut karya Big, sebab posisi knalpot seperti itu bikin ngiler," kata pria yang juga mulai mencoba belajar jadi modifikator di rumahnya di bilangan Kalibata, Jakarta Selatan ini.

Tapi begitu melihat paket bodi MX yang dipromosiin Lent, Obenx juga jadi tergoda. "Sebab desainnya yang terinspirasi dari Yamaha M1 Valentino Rossi itu pas banget dengan karakter saya yang suka ngebut," cuapnya panjang-lebar.


Tapi karena diperuntukkan pemakaian harian, model M1 tadi tentunya harus dilengkapi head lamp. "Untuk lampu utama itu menggunakan lampu burung hantunya Yamaha Jupiter-Z," ungkap pria yang juga berprofesi sebagai instruktur fitness ini di bilangan Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara ini.

Untuk menggabungkan dua bagian yang sudah membuatnya jatuh cinta ini tidaklah mudah. "Saat akan dipasangkan tau-nya butuh sedikit sentuhan ulang supaya modelnya jadi pas dan harmonis," ceritanya lagi.


Dia harus melakukan pemapasan di beberapa sudut sehingga tarikan garis dan model lekuk tubuh per bagian masih nyambung. Begitu juga di bagian bodi tengah. "Bahan fiber yang menutupi rangka utama juga dibuat supaya motor terlihat menjadi lebih besar," tambahnya. Memang penggembungan dimensi motor diperlukan jika mengacu ke motor pacuan di arena MotoGP ini.

Tentu saja setelah selesai dengan urusan desain bodi tinggalah pemilihan variasi yang nempel. Rupanya Obenx termasuk orang yang suka dengan tampilan yang full color alias warna warni. Bukan hanya seluruh cover bodi yang dibuat berwarna, bagian kaki-kaki juga.


"Kalau itu memang sengaja dilakukan. Sebab saya juga seorang seniman cat, makanya terbiasa memadukan aneka warna," tambahnya percaya diri.


Lihat saja misalnya penggunaan gir Sinnob di belakang. Tampilannya sangat mencolok mata, sebab hanya di sini ditemukan warna merah. "Sengaja pilih warna kontras biar langsung terlihat, kalau warna kalem jadinya percuma," beber pria 37 tahun ini.


Begitu juga di bagian depan. Sengaja diaplikasi kaliper yang berwarna gold. "Memang sih jadinya rame tapi masih terlihat wajar. Hal itu supaya tipa bagian yang sudah mengalami perubahan bisa terlihat atau menonjol," beber pria yang pernah menuntut ilmu di JJ Airbrush untuk teknik pengecatan ini.

Bagi Sobirin alias Obex, motor modifikasi itu memang untuk dipakai. Ya, bukan cuma menjadi pajangan di rumah. Hal itu terbukti karena Jupiter MX 135LC ini setiap hari harus diajak wara-wiri dengan jarak lumayan jauh.

"Rumah saya di Kalibata sedangkan tempat kerja di Pantai Indah Kapuk, jarak yang tidak sedikit tuh," ceritanya. Memang jika dihitung, total perjalannya pulang pergi bisa mencapai 50 km setiap harinya.

Tapi terbukti kalau motor ini enggak ada masalah tetap nyaman dengan rute seperti itu. "Tentu karena semuanya sudah diperhitungkan untuk kondisi saat dipakainnya ketika melakukan tahapan modifikasi," beber pemilik tubuh tegap ini.

Misalnya saja saat desainan fairing. "Saya minta tidak terlalu besar supaya handling masih nyaman di tengah kemacetan," kata penggemar kacamata hitam.

Begitu juga untuk posisi duduk dengan desain jok yang baru. "Sudah disesuiakan postur saya dan posisi footstep underbonenya," tukas penggemar Rossi ini.


DATA MODIFIKASI

Ban depan : Battlax 90/80-17

Ban belakang : Battlax 110/80-17

Pelek depan - belakang : Daichi 17" chrome

Sok depan : Posh Thailand

Sok belakang : Barros

Knalpot : Custom

Obenx Airbrush : 0815-9976-856